Sempurna. Ya, kamu sempurna jika
tersenyum. Semua elemen-elemen indah yang ada di wajahmu seakan mengajakku
tenggelam dalam kesempurnaanmu.
Terpaku.
Ya, aku diam terpaku ketika melihatmu. Kamu adalah pria sempurna. Sejak pertama
ku menaruh hati padamu, aku berfikir bahwa takdirku kelak akan berujung padamu.
Dekat. Ya,
kita memang dekat. Kita adalah teman dekat. Bahkan, kamu sendiri sudah
menganggapku sebagai sahabat sejatimu. Kamu juga bilang kalau kita akan terus
bersahabat selamanya. Ya, sahabat selamanya!
Bahagia.
Aku bahagia punya sahabat seperti kamu. Terkadang, sekelebat pikiran gila
datang di otakku. Tentang memilikimu, berharap status kita bisa lebih dari
sekadar teman, ah! Aku rasa aku sudah gila. Berpikir yang tidak-tidak.
Di sudut
sana. Ya, aku melihatmu di sudut sana dengan wanita lain. Kamu terlihat bahagia
dengan kehadirannya. Seakan-akan anak kecil yang mendapat puluhan toples permen
coklat, seperti itulah kamu ketika menjalani hari-harimu dengannya.
Sakit hati?
Tidak. Aku bisa merasakan kebahagiaan yang kamu rasakan ketika kamu dengan dia.
Aku justru senang kamu menemukan figur seorang wanita yang lebih baik dari aku.
Perasaanku?
Ah, kupendam saja. Paling juga tidak penting buat dia. Sudahlah, semua sudah
ada garisnya. Kalau kamu sama dia, aku
bisa apa? Ya.. aku berkorban perasaan. Tak apalah, asalkan kamu bisa bahagia. Selamat,
Ya! :D
Motivasi.
Ya, kamu sumber motivasiku. Kamu yang aku sayangi. Kamu yang aku cintai. Terima
kasih selama ini sudah menjadi sumber motivasiku :D aku bahagia bisa mengenal
kamu walaupun perasaanku hanya kau anggap seperti lalat yang mengganggu. Maaf,
aku menyayangimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar